Namanya Anggrek Kalajengking atau Arachnis flos-aeris. Bentuknya unik alasannya yaitu mempunyai bunga yang mirip binatang kalajengking. Dan mitosnya, anggrek unik dan harum ini bisa membawa sial dan kesusahan hidup bagi setiap orang yang memeliharanya. Benarkah?
Di Indonesia anggrek ini dikenal dengan nama anggrek kalajengking atau anggrek ketonggeng. Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai scorpion orchid. Nama latin tumbuhan hias ini yaitu Arachnis flos-aeris (L.) Rchb.f. dengan beberapa nama sinonim mirip Aerides arachnites Sw., Aerides matutina Willd., Arachnanthe flos-aeris (L.) J.J.Sm., Arachnanthe moschifera (Blume) Blume, Arachnis flos-aeris var. gracilis Holttum, Arachnis moschifera Blume, Epidendrum aerosanthum St.-Lag., Epidendrum flos-aeris L., Limodorum flos-aeris (L.) Sw., Renanthera arachnites (Sw.) Lindl., Renanthera flos-aeris (L.) Rchb.f., Renanthera moschifera (Blume) Knuth, dan Renanthera moschifera (Blume) Hassk.
Anggrek kalajengking (Arachnis flos-aeris) memang masih berkerabat bersahabat dengan Anggrek kalajengking putih (Arachnis hookeriana), Anggrek kalajengking merah (Arachnis maingayi) maupun Anggrek berbulu leopard (Arachnis celebica). Namun tumbuhan epifit ini mempunyai abjad yang berbeda.
Jenis anggrek ini mempunyai batang yang berpengaruh dan tinggi dengan ruas-ruas sepanjang 4-10 cm. Memiliki daun yang tebal berdaging dan pipih memanjang dengan panjang daun sampai mencapai 35 cm dan lebar sekitar 5 cm. Bunganya unik yang sekilas mirip binatang kalajengking lengkap dengan sengat dan kaki-kakinya. Oleh alasannya yaitu itulah anggrek ini kemudian disebut sebagai anggrek kalajengking. Bunga tumbuh tidak terlalu lebat dengan ukuran tinggi antara 10-11 cm dan lebar antara 7-8,5 cm. Bunga anggrek ini berwarna kuning semu kehijauan dengan lurik berwarna cokelat gelap. Bunga beraroma harum.
Sebagai anggrek epifit, anggrek kalajengking tumbuh melekat di batang pohon dengan ketinggian 12 m di atas permukaan tanah. Saat muda, mempunyai akar gantung. Seiring dengan bertambahnya usia, akar gantung akan menyentuh tanah dan berubah fungsi menjadi akar tunjang sebagai penunjang dari batangnya. Karena karakteristik tersebut anggrek jenis ini praktis pula dipelihara sebagai anggrek tanah.
Anggrek Kalajengking merupakan salah satu tumbuhan orisinil Indonesia. Anggrek ini tersebar mulai dari pulau Sumatera, Jawa, Bali, sampai Kalimantan (Indonesia dan Malaysia). Tumbuhan ini tidak termasuk anggrek yang dilindungi maupun anggrek langka yang terancam punah.
Di balik keindahan dan keunikannya, ternyata Anggrek Kalanjengking membawa mitos tersendiri. Menurut mitos tersebut, siapa yang memelihara atau mempunyai anggrek kalajengking akan tertimpa kesialan dan kesusahan hidup. Seperti rumah tangga yang tidak harmonis, sering bertengkar dengan pasangan atau tetangga, serta praktis terkena tragedi alam dan penyakit.
Namun mitos biarlah tetap menjadi mitos. Kenyataannya banyak orang yang ‘kepincut’ dengan keunikan jenis anggrek ini. Mereka memelihara anggrek kalajengking sebagai tumbuhan hias tanpa terpengaruh akan mitosnya.
Di Indonesia anggrek ini dikenal dengan nama anggrek kalajengking atau anggrek ketonggeng. Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai scorpion orchid. Nama latin tumbuhan hias ini yaitu Arachnis flos-aeris (L.) Rchb.f. dengan beberapa nama sinonim mirip Aerides arachnites Sw., Aerides matutina Willd., Arachnanthe flos-aeris (L.) J.J.Sm., Arachnanthe moschifera (Blume) Blume, Arachnis flos-aeris var. gracilis Holttum, Arachnis moschifera Blume, Epidendrum aerosanthum St.-Lag., Epidendrum flos-aeris L., Limodorum flos-aeris (L.) Sw., Renanthera arachnites (Sw.) Lindl., Renanthera flos-aeris (L.) Rchb.f., Renanthera moschifera (Blume) Knuth, dan Renanthera moschifera (Blume) Hassk.
Anggrek kalajengking (Arachnis flos-aeris) memang masih berkerabat bersahabat dengan Anggrek kalajengking putih (Arachnis hookeriana), Anggrek kalajengking merah (Arachnis maingayi) maupun Anggrek berbulu leopard (Arachnis celebica). Namun tumbuhan epifit ini mempunyai abjad yang berbeda.
Jenis anggrek ini mempunyai batang yang berpengaruh dan tinggi dengan ruas-ruas sepanjang 4-10 cm. Memiliki daun yang tebal berdaging dan pipih memanjang dengan panjang daun sampai mencapai 35 cm dan lebar sekitar 5 cm. Bunganya unik yang sekilas mirip binatang kalajengking lengkap dengan sengat dan kaki-kakinya. Oleh alasannya yaitu itulah anggrek ini kemudian disebut sebagai anggrek kalajengking. Bunga tumbuh tidak terlalu lebat dengan ukuran tinggi antara 10-11 cm dan lebar antara 7-8,5 cm. Bunga anggrek ini berwarna kuning semu kehijauan dengan lurik berwarna cokelat gelap. Bunga beraroma harum.
Sebagai anggrek epifit, anggrek kalajengking tumbuh melekat di batang pohon dengan ketinggian 12 m di atas permukaan tanah. Saat muda, mempunyai akar gantung. Seiring dengan bertambahnya usia, akar gantung akan menyentuh tanah dan berubah fungsi menjadi akar tunjang sebagai penunjang dari batangnya. Karena karakteristik tersebut anggrek jenis ini praktis pula dipelihara sebagai anggrek tanah.
Anggrek Kalajengking merupakan salah satu tumbuhan orisinil Indonesia. Anggrek ini tersebar mulai dari pulau Sumatera, Jawa, Bali, sampai Kalimantan (Indonesia dan Malaysia). Tumbuhan ini tidak termasuk anggrek yang dilindungi maupun anggrek langka yang terancam punah.
Di balik keindahan dan keunikannya, ternyata Anggrek Kalanjengking membawa mitos tersendiri. Menurut mitos tersebut, siapa yang memelihara atau mempunyai anggrek kalajengking akan tertimpa kesialan dan kesusahan hidup. Seperti rumah tangga yang tidak harmonis, sering bertengkar dengan pasangan atau tetangga, serta praktis terkena tragedi alam dan penyakit.
Namun mitos biarlah tetap menjadi mitos. Kenyataannya banyak orang yang ‘kepincut’ dengan keunikan jenis anggrek ini. Mereka memelihara anggrek kalajengking sebagai tumbuhan hias tanpa terpengaruh akan mitosnya.
Komentar
Posting Komentar